Belut adalah binatang air yang termasuk ke dalam kelompok ikan tapi karena habitatnya juga mengandung lumpur maka belut ini mempunyai dua sistem pernafasan. Hewan bertubuh licin ini banyak digemari sebagai makanan ataupun pengobatan. Hal itu membuat orang-orang ingin beternak belut rumahan sebagai kerja sampingan.
Semakin tinggi dan dinamisnya permintaan pasar lokal maupun luar negeri akan pasokan daging belut setiap harinya, membuat belut menjadi salah satu obyek ternak yang kini mulai dilirik banyak orang.
Cara berternak yang dapat dibilang cukup mudah dan menguntungkan dibandingkan dengan melakukan ternak ikan jenis lainnya, menjadikan ternak belut menjadi sebuah bisnis rumahan yang dinilai memiliki prospek yang cukup bagus untuk dicoba.
Jenis Belut yang Bisa Dibudidayakan
Hampir semua jenis belut bisa dibudidayakan, entah selanjutnya untuk dikonsumsi ataupun untuk pengobatan. Meski begitu, lebih baik kita membudidayakan belut yang direkomendasikan oleh peternak belut yang berhasil memperoleh hasil maksimal. Berikut ini beberapa jenis belut yang bisa jadi acuan kamu dalam beternak.
- Belut sawah – Biasa disebut moa, seperti namanya belut ini bisa ditemukan di area persawahan, lumpur, sungai, dan juga rawa. Banyak menjadi pilihan untuk dikembang-biakan karena mudah dalam perawatan dan mudah beradaptasi di lingkungan ekstrem sekalipun.
- Belut rawa – Synbrancus Benglensis Mclell, lingkungan hidupnya di area yang lebih banyak air seperti rawa. Fisiknya sedikit lebih panjang daripada belut sawah jadi secara sekilas tubuhnya terlihat lebih ramping.
- Belut Muara – Belut ini kerap disebut belut laut karena hidupnya di muara. Tidak terlalu banyak yang membudidayakan belut ini karena pasarnya memang sedikit.
- Belut Laut atau sidat – Habitat hidup di air tawar (angguilla sp), sungai besar dan kali. Permukaan kulit dan tekstur dagingnya sangat lembut dibanding belut jenis lain.
Keuntungan Beternak Belut
Jika kalian masih merasa ragu untuk memulai usaha ternak belut, berikut ada beberapa keuntungan yang bisa kalian dapatkan jika memberanikan diri memulai usaha ternak belut:
- Masih rendahnya persaingan antar peternak
- Membutuhkan modal yang tidak terlalu besar
- Mudah dalam melakukan pemeliharaan
- Mudah dalam pemasaran karena permintaan pasar yang tinggi
Jika kalian tertarik setelah melihat beberapa keuntungan yang bisa kalian dapatkan jika berternak belut di atas, berikut adalah cara beternak belut rumahan yang mungkin kalian bisa coba.
Baca juga: Cara Ternak Ayam Kampung Pemula
Cara Ternak Belut Rumahan
Lele, gurame, dan belut saat ini banyak digandrungi masyarakat untuk dibudidayakan karena memang daging olahannya mampu memenangkan lidah orang Indonesia.
Apabila kamu memiliki minat yang tinggi dalam budidaya ikan, mungkin budidaya belut pun bisa menjadi unit usaha tambahan yang sangat menggiurkan.
Sebelum memulai beternak belut rumahan, berikut ada beberapa hal yang harus kalian siapkan dan lakukan dalam pelaksanaannya:
1. Menyiapakan Kolam atau Wadah
Kolam atau wadah adalah hal pertama yang harus kalian siapkan terlebih dahulu sebelum melakukan budidaya ternak belut. Kalian bisa menjadikan ember, drum ataupun membuat kolam dari terpal untuk dijadikan wadah. Sesuaikan saja dengan kebutuhan dan biaya yang kamu miliki.
2. Menyiapakan Media Tumbuh
Lumpur kering, pupuk kompos, pupuk TSP dan starter mikroorganisme adalah media tumbuh yang cukup baik untuk digunakan tumbuh dan berkembang belut. Media tumbuh yang sudah dilakukan pencampuran dengan takaran yang sesuai akan diletakan pada kolam/wadah yang telah disiapkan sebelumya. Bagi yang belum mengetahui bagaimana cara pembuatan media tumbuh, berikut adalah langkah-langkahnya:
- Lapisi bagain paling dasar kolam/ wadah menggunakan jerami dengan ketebalan ± 50 cm.
- Melakukan penyiraman starter mikroorganisme sebanyak 1 liter.
- Membuat lapisan selanjutnya menggunakan pupuk kompos dengan ketebalan ± 7 cm.
- Taburkan lumpur kering dilanjut dengan menaburkan sebanyak 5 kg pupuk TSP.
- Isi kolam/wadah menggunakan air bersih dan diamkan selama 14 hari untuk menunggu proses fermentasi.
3. Pemilihan Bibit
Seperti pada umumnya, dalam pemilihan bibit belut juga tidak boleh dilakukan sembarangan. Bibit belut yang berkualitas akan membuat pertumbuhan dan perkembangbiakan belut berjalan baik, sehingga akan menunjang hasil panen yang optimal.
Bibit belut yang berkualitas memiliki ciri-ciri fisik seperti tubuh terlihat sehat, lincah dalam pergerakan, memiliki ukuran yang seragam(10-12cm). Pemilihan belut dengan ukuran yang seragam ini bertujuan agar tidak ada belut dengan ukuran kecil yang akan dijadikan mangsa oleh belut lainnya yang berukuran lebih besar, karena mengingat belut merupakan jenis ikan karnivora.
4. Pemberian Pakan Yang Baik
Pemilihan dan pemberian pakan dengan gizi yang baik, akan menjadi faktor utama penunjang pertumbuhan belut. Takaran pakan yang diberikan sebaiknya berkisar antara 5 hingga 20% dari bobot belut. Pada belut dengan ukuran kecil, alangkah baiknya diberikan pakan berupa cacing, kecebong dan kutu air dengan takaran 0,5-1kg.
Sedangkan belut dewasa, dapat diberikan pakan berupa bekicot, katak, belatung dan ikan dengan takaran 1,5-2kg. Pemberian pakan belut kecil maupun dewasa, cukup dilakukan tiga hari sekali pada waktu sore hari. Pemberian suplemen organik juga mungkin dibutuhkan untuk mendukung kesehatan dan memacu pertumbuhan belut semakin cepat.
5. Masa Panen
Pada umunya, panen dapat dilakukan setelah belut berumur 3-4 bulan, namun kembali lagi tergantug ukuran belut yang akan menjadi penentu utama. Dalam proses pemanenan, dapat dilakukan secara total maupun sebagian. Panen sebagian ini memiliki tujuan menyisakan belut-belut dengan ukuran yang masih kecil agar dapat dibesarkan kembali. Harga jual belut berada di pasaran berada di kisaran harga 30-50 ribu per kilogram.
Ternak Belut dengan Lumpur
Seorang pemula yang ingin merintis bisnis ternak belut di rumah maka kamu harus mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik supaya budidaya berjalan lancar.
Dalam pelaksanaannya, salah satu tahapan yang perlu dipersiapkan adalah kolam atau tempat budidaya. Pertama, kamu bisa mencoba dengan kolam lumpur. Kolam ini dipilih karena belut bisa mendapat pakan alami di habitatnya, yakni lumpur tersebut.
Metode kolam lumpur juga memungkinkan belut hidup seperti berada di habitat aslinya. Nah, di sini akan dibahas lebih lanjut untuk proses pembuatan kolam dengan lumpur. Sebab dengan kolam lumpur ini, kamu bisa lebih menghemat pakan karena belut mendapatkan pakan alami dari lumpur.
Cara Membuat Kolam Lumpur
Berikut ini adalah cara membuat media lumpur dengan drum untuk belut:
1. Siapkan drum – Drum untuk membudidayakan belut ini biasa disebut kolam semi permanen. Sebelum dipakai, bersihkan dulu bagian dalam maupun luar drum. Hal ini untuk mencegah kotoran yang akan mengganggu tumbuh kembang belut
2. Buatlah lubang di bagian atas – Setelah itu, buatlah lubang memanjang pada drum bagian atas. Namun, sebelum membuat lubang di bagian atas pastikan pula belut tetap terhindar dari sinar matahari.
Lubang di bagian atas drum berfungsi untuk memberikan pintu supaya kamu lebih mudah memberi pakan dan memasukkan lumpur ke dalam drum. Jika sudah, letakkan drum di atas tanah, lalu beri pengganjal supaya drum tidak menggelinding
3. Buatlah saluran pembuangan – Kamu juga akan membutuhkan saluran pembuangan, jadi manfaatkan drum bagian bawah. Saluran pembuangan ini harus ada karena sangat penting dalam keberlangsungan hidup belut.
Oleh karena itu, jangan hanya memperhatikan pembuatan lubang di bagian atas drum saja, tetapi lubang di bagian bawah drum juga harus diperhatikan
Setelah selesai membuat drum untuk budidaya belut, maka langkah selanjutnya adalah memberikan media lumpur pada lumpur. Pemberian media lumpur ini penting untuk dilakukan supaya bisa menghasilkan belut yang berkualitas
Hal ini akan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan budi daya. Kamu bisa memakai lumpur kering, pupuk kompos, dan pupuk TSP, dan juga mikroorganisme dengan ukuran yang tepat. Nah, untuk menyiapkan media lumpur di dalam drum, berikut langkah-langkahnya:
- Gunakan jerami untuk melapisi bagian dasar drum dengan ketebalan 50 cm
- Siramlah starter mikroorganisme yang sudah disiapkan sekitar 1 liter untuk 1 drum
- Tambahkan pupuk kompos atau tanah humus ke dalam drum
- Di bagian atas, masukkan lumpur kering dan pupuk TSP 5 kg
- Tambahkan air bersih ke dalam drum selama 14 hari sampai proses fermentasi selesai. Kamu harus menunggu sampai proses fermentasi selesai untuk memasukkan belut. Jangan memasukkannya bersamaan dengan media lumpur!
Biaya Beternak Belut Rumahan
Besarnya biaya yang diperlukan untuk memulai usaha beternak belut tentu sangatlah bervariasi, tergantung seberapa besar kolam dan banyak bibit yang akan dilakukan perawatan. Namun, jika kalian ingin memulai bisnis ternak belut rumahan dengan kategori standar, kalian mungkin bisa menyiapkan dana ± 3 juta. Dana itu terdiri dari dana operasional dan dana investasi.
Modal Awal Ternak Belut
Alat | Kuantitas | Harga satuan | Total |
Terpal kolam ukuran 2×1 meter dengan dalam 50 cm | 1 pcs | Rp 100.000,- | Rp 100.000 |
Timbangan | 1 pcs | Rp 100.000,- | Rp 100.000 |
Ember sedang | 2 pcs | Rp 10.000,- | Rp 20.000 |
Jaring belut | 2 pcs | Rp 23.000,- | Rp 46.000 |
Total | Rp 266.000 |
*keterangan: alat dan bahan investasi awal bisa berubah-ubah harganya.
Biaya Operasional
Alat | Kuantitas | Harga satuan | Total Harga |
Bibit belut | 3 kg | Rp 30.000/kg | Rp 90.000 |
Pakan | 16 kg | Rp 50.000/kg | Rp 800.000 |
Suplemen Organik Cair GDM | 4 bulan | Rp 150.000 | Rp 150.000 |
GDM SAME Granule Bio Organik | 4 bulan | Rp 140.000 | Rp 140.000 |
GDM Black Bos | 4 bulan | Rp 85.000 | Rp 85.000 |
Jerami, air | 4 bulan | Rp 200.000 | Rp 800.000 |
Transportasi | 4 bulan | Rp 100.000 | Rp 400.000 |
Dana tak terduga | 4 bulan | Rp 100.000 | Rp 400.000 |
Total | Rp 2.865.000 |
Omset Ternak Belut Rumahan
Jika dihitung berdasarkan bibit belut sebanyak 3 kg yang isinya sekitar 1.500 ekor dan selama panen setiap empat bulan dalam satu kg terdapat delapan belut. Jadi dalam empat bulan panen menghasilkan 187 kg, dengan asumsi 1500 bibit belut dibagi delapan belut/kg.
Dan setiap satu kg belut dapat dijual dengan kisaran harga Rp40.000. Jadi dalam setiap panen setiap 4 bulan sekali dapat menghasilkan omset budidaya laut sebesar Rp 7.480.000.
Jadi kisaran keuntungan budidaya belut dalam sekali panen yaitu: Rp 7.480.000 – Rp 3.131.000 = Rp 4.349.000
*Pengurangan angka Rp 3.131.000 didapat dari biaya operasional dan modal awal.
Penutup
Melakukan budidaya ternak belut bukanlah hal yang sulit untuk dilakukan jika kalian sudah membaca secara lengkap artikel di atas. Membutuhkan biaya yang cukup rendah, namun dengan potensi omset yang tinggi karena permintaan pasar yang terus meningkat setiap harinya, membuat bisnis belut merupakan bisnis dengan prospek yang cukup baik untuk dicoba.