Ternak  

Penyebab Penyakit Surra pada Ternak

penyebab penyakit surra pada ternak adalah

Penyakit yang bisa menyerang ternak memang ada banyak, salah satunya adalah penyakit surra. Penyakit ini kerap menyerang hewan ternak besar seperti sapi, kerbau, dan kambing. Parahnya, jika ternak sudah terkena penyakit surra maka kemungkinan selamatnya sangat kecil, kebanyakan dari mereka langsung mati.

Nah, dalam artikel ini Situa akan membahas tentang penyebab penyakit surra pada ternak supaya para peternak bisa meminimalisir kemungkinan ternak mereka terjangkit penyakit ini. Jika dibiarkan bisa saja malah meluas dan justru menjadi wabah.

Apa itu Penyakit Surra?

Surra atau Trypanosomiasis adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit Trypanosoma spp. dan menyerang banyak jenis ternak, seperti sapi, kambing, dan domba. Parasit ini menyebar melalui gigitan serangga penghisap darah yang berfungsi sebagai vektor penyebar, seperti lalat tsetse dan lalat stomoxys. Selain itu, faktor lingkungan juga dapat mempengaruhi penyebaran parasit Trypanosoma spp.

Jenis Hewan yang Rentan Terhadap Penyakit Surra

  • Unta
  • Kuda
  • Kerbau
  • Sapi
  • Kambing
  • Domba
  • Babi

*Bahkan penyakit ini bisa menyerang burung dan manusia.

Penyebab Penyakit Surra pada Ternak

Penyebab Penyakit Surra pada Ternak

Penyebab penyakit surra pada ternak adalah parasit trypanosoma spp. yang merupakan genus dalam kelas Kinetoplastida, sebuah kelompok monofiletik protozoa berflagela yang bersifat parasitik. Ada dua spesies parasit Trypanosoma yang sering menyebabkan Surra, yaitu Trypanosoma evansi dan Trypanosoma brucei.

Trypanosoma evansi

Trypanosoma evansi sering menyebabkan Surra pada ternak di Asia, Afrika, dan Amerika Selatan. Parasit ini menyerang sistem saraf pusat dan sistem vaskular dari inangnya. Ternak yang terinfeksi biasanya menunjukkan gejala seperti kelemahan, penurunan nafsu makan, penurunan berat badan, dan anemia.

Trypanosoma brucei

Trypanosoma brucei sering menyebabkan Surra pada ternak di Afrika. Parasit ini menyerang sistem saraf pusat dan sistem limfatik dari inangnya. Ternak yang terinfeksi biasanya menunjukkan gejala seperti demam, kelemahan, penurunan nafsu makan, dan anemia.

Penyebaran Penyakit Surra

Musim hujan dan sesaat setelah musim hujan adalah waktu yang tepat untuk penyakit surra ini berkembang, hal ini beriringan dengan meningkatnya populasi lalat kerbau/tabanus yang merupakan pelaku utama penularan penyakit surra pada ternak.

Singkat ceritat, penyakit T evansi atau surra ditularkan secara mekanis dari hewan terjangkit (penderita) ke hewan yang sehat memalui laalat Dipterra Hematofagus. Intensitas penularan juga dipengaruhi oleh tingkat parasitemia, makin banyak kandungan parasit dalam dara maka peluang penularan surra dari ternak satu ke yang lain makin tinggi.

Penyebaran Surra: protozoa penyebab surra ditularkan melalui gigitan lalat dan serangga lainnya. Penyebaran surra dapat terjadi di daerah yang lembap dan berawa-rawa.

Gejala Penyakit Surra pada Ternak

  1. Gejala akut: Ternak bermasalah dengan pendengaran (dungu), berjalan sempoyongan, melangkah melingkar, mata melotot, demam tinggi, dan mati dalam 6 – 12 jam.
  2. Gejala per-akut: Gejala saraf dan hewan penderita yang mati umumnya menunjukan gejala klinik (buta, gila, dan gerakan berputar-putar).
  3. Gejala kronis: Peningkatan suhu tubuh hewan terjangkit, demam, depresi, lesu, produksi susu turun, dan keluar cairan dari mata. Surra bentuk subakut atau kronik, di samping menunjukkan tanda-tanda kekurusan juga disertai dengan kekeruhan/opasitas
    kornea mata.

Apa Gejala Penyakit Surra pada Ternak?

Gejala penyakit surra pada ternak dapat bervariasi tergantung pada spesies ternak yang terinfeksi, tingkat keparahan infeksi, dan sistem kekebalan tubuh individu. Namun, beberapa gejala umum yang sering terkait dengan penyakit surra pada ternak adalah sebagai berikut:

  • Anemia: Salah satu gejala paling umum dari infeksi surra adalah anemia, yaitu penurunan jumlah sel darah merah dalam tubuh. Ternak yang terinfeksi sering kali tampak lemah, lesu, dan memiliki gusi pucat.
  • Penurunan Berat Badan: Infeksi surra dapat menyebabkan penurunan berat badan yang signifikan pada ternak. Ini dapat berdampak negatif pada produktivitas ternak, terutama pada sapi perah yang menghasilkan susu.
  • Demam: Ternak yang terinfeksi surra sering mengalami demam, yang dapat menjadi gejala yang menonjol pada tahap awal infeksi.
  • Gangguan Saraf: Pada beberapa kasus yang lebih parah, infeksi surra dapat memengaruhi sistem saraf ternak, menyebabkan gejala seperti kebingungan, kejang, dan bahkan kematian.
  • Pembengkakan Limpa dan Hati: Infeksi surra juga dapat menyebabkan pembengkakan limpa dan hati pada ternak yang terinfeksi.
  • Kehilangan Nafsu Makan: Ternak yang terinfeksi surra sering mengalami kehilangan nafsu makan, yang dapat menyebabkan penurunan konsumsi pakan dan nutrisi.
  • Kehilangan Produktivitas: Pada sapi perah, surra dapat menyebabkan penurunan produksi susu yang signifikan, berdampak negatif pada peternakan susu.

Diagnosis Surra pada Ternak

Diagnosis Surra pada ternak dapat dilakukan melalui beberapa metode, seperti:

  • Tes darah: dilakukan untuk mendeteksi keberadaan parasit Trypanosoma spp. dalam darah ternak.
  • Biakan parasit: dilakukan dengan mengambil sampel darah atau cairan tubuh lain dari ternak dan menumbuhkan parasit dalam medium khusus.
  • Tes serologis: dilakukan untuk mendeteksi keberadaan antibodi terhadap parasit Trypanosoma spp. dalam darah ternak.

Metode diagnosis yang tepat akan membantu dalam memastikan keberadaan parasit dan jenis Trypanosoma yang menyebabkan Surra pada ternak.

Pengobatan Surra pada Ternak

Pengobatan Surra pada ternak biasanya melibatkan penggunaan obat anti-trypanosome, seperti suramin, diminazen, atau isometamidium. Obat-obatan tersebut harus diberikan oleh dokter hewan yang berpengalaman dan harus diatur dosis dan lamanya pengobatan dengan hati-hati.

Namun, pengobatan Surra pada ternak lebih efektif jika dilakukan sejak dini sebelum parasit menyebar ke seluruh tubuh. Oleh karena itu, perlu melakukan diagnosa dini dan tindakan pengobatan yang tepat untuk meningkatkan kesembuhan ternak.

Perlu dicatat bahwa pengobatan surra harus dilakukan oleh tenaga medis hewan yang berpengalaman. Diagnosis yang tepat dan pemilihan obat yang sesuai sangat penting, mengingat kompleksitas parasit dan kemungkinan resistensi obat.

Pengobatan juga harus segera diberikan setelah diagnosis untuk meningkatkan peluang kesembuhan. Selain itu, perawatan suportif seperti pemberian nutrisi tambahan dan manajemen yang baik juga dapat membantu pemulihan ternak yang terinfeksi surra.

Pencegahan Surra pada Ternak

Pencegahan penyakit surra pada ternak melibatkan beberapa tindakan yang dapat dilakukan oleh peternak:

  1. Membersihkan kandang dan lingkungan sekitar secara teratur dan mengurangi populasi serangga vektor dengan cara mengatur lingkungan tempat tinggal ternak.
  2. Menghindari daerah-daerah yang diketahui memiliki populasi serangga vektor yang tinggi.
  3. Memastikan ternak selalu dalam kondisi sehat dan diberi pakan yang seimbang dan berkualitas tinggi.
  4. Mengikuti program pengendalian penyakit yang disarankan oleh dokter hewan atau petugas kesehatan hewan.
  5. Pengendalian lalat tsetse dan lalat mekanis yang berperan sebagai vektor penyebar penyakit sangat penting. Ini dapat mencakup penggunaan insektisida, perbaikan habitat, atau penggunaan perangkap lalat.
  6. Pemilihan ternak yang memiliki tingkat ketahanan terhadap infeksi surra dapat membantu mengurangi risiko penularan penyakit.
  7. Ternak yang datang dari daerah endemik surra harus dikarantina selama periode tertentu sebelum diperkenalkan ke peternakan lain
  8. Pemantauan kesehatan ternak secara teratur oleh tenaga medis hewan dapat membantu mendeteksi infeksi surra pada tahap awal.
  9. Meskipun belum ada vaksin yang tersedia secara luas untuk surra, penelitian terus berlanjut dalam mengembangkan vaksin yang efektif.

Tindakan pencegahan yang tepat akan membantu mengurangi risiko terinfeksi parasit Trypanosoma spp. dan mencegah penyebaran Surra pada ternak.

Kesimpulan dari Penyebab Penyakit Surra

Penyakit surra pada ternak adalah masalah serius dalam dunia peternakan dan kesejahteraan hewan. Meskipun risiko penularan ke manusia tergolong rendah, penyakit ini dapat menyebabkan kerugian yang signifikan dalam produksi ternak. Oleh karena itu, pemahaman tentang penyebab, gejala, pengobatan, dan pencegahan penyakit surra sangat penting bagi peternak dan pihak terkait dalam industri peternakan. Dengan upaya bersama, kita dapat mengurangi dampak penyakit ini pada ternak dan meningkatkan kesejahteraan hewan serta produktivitas peternakan.

Surra adalah penyakit menular berbahaya pada ternak ruminansia yang dapat menimbulkan kerugian yang besar bagi peternak jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat. Penting bagi peternak untuk mengenali gejala penyakit dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat untuk mencegah penyebaran penyakit.

Dengan melakukan vaksinasi, menjaga kebersihan lingkungan peternakan, dan menggunakan insektisida untuk mengendalikan serangga vektor, peternak dapat mengurangi risiko penyebaran BEF dan Surra pada ternak ruminansia mereka. Meskipun demikian, jika terdapat hewan yang terinfeksi, segera hubungi dokter hewan untuk mendapatkan pengobatan yang tepat guna meminimalkan dampak negatif pada peternakan.

Oleh karena itu, peternak perlu mengedukasi diri mengenai tanda-tanda dan gejala penyakit yang umum terjadi pada ternak ruminansia, termasuk BEF dan Surra. Peternak juga perlu memahami cara pencegahan dan penanganan yang tepat untuk menjaga kesehatan dan produktivitas ternak mereka.

Baca Juga:  Jenis Pakan Bebek Agar Cepat Bertelur

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *